Hutan Batang Toru si Karet Busa Raksasa

Hutan Batang Toru merupakan salah satu ekosistem penting pewakil hutan hujan tropis yang tersisa di Pulau Sumatera bersama beberapa ekosistem lainnya seperti ekosistem hutan dalam kawasan taman nasional. Namun seiring berjalannya waktu kawasan hutan Batang Toru telah mendapatkan berbagai tekanan baik dalam bentuk pemanfaatan sumberdaya alam kayu maupun tambang. Keterbukaan akses yang tidak diimbangi dengan pengawasan yang efektif memicu kecenderungan alih fungsi lahan, sehingga berdampak kepada fragmentasi kawasan hutan dan deforestasi lahan. Sebagai salah satu upaya dalam perlindungan dan perbaikan ekosistem kawasan hutan Batang Toru adalah melalui pengelolaan secara bijak terhadap DAS yang mencakup kawasan hutan tersebut, baik pada DAS mikro atau Daerah Tangkapan Air (DTA) hingga DAS makro melalui pelibatan masyarakat. Pendekatan pengelolaan DAS yang memberikan ruang lebih kepada masyarakat di tingkat DAS mikro inilah menjadi strategi penting bagi upaya pengelolaan DAS makro. Conservation International (CI) Indonesia sebagai administrator Program Sustainable Landscapes Partnership (SLP) di Indonesia melalui dukungan pendanaan dari the U.S. Agency for International Development (USAID) dan the Walton Family Foundation bekejasama dengan Yayasan Operasi Wallacea Terpadu (OWT) yang melibatkan mitra lokal Lembaga Ovata Indonesia telah terlibat dalam melanjutkan fasilitasi pada desa-desa CCA (Community Conservation Agreement) yang telah dibangun melalui project SLP sebelumnya khusunya di empat desa di Kecamatan Marancar (Desa Aek Sabaon, Desa Aek Nabara, Desa Tanjung Dolok, dan Desa Sugi yang masuk dalam satu DTA Air Sirabun) dan satu desa di Kecamatan Sipirok (Batu Satail yang masuk dalam DTA Lampasong).

Scroll to Top